uberpreneurs.com

uberpreneurs.com – Pengusaha tekstil Indonesia mengestimasi bahwa gelombang barang impor dari China akan terus mengalir ke pasar domestik, dengan perkiraan ribuan kontainer yang akan membanjiri pasar. Kebijakan relaksasi impor pemerintah dinilai menyebabkan ketidakpastian dalam upaya melindungi industri dalam negeri, terutama sektor garmen, IKM, dan konveksi.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, menyoroti potensi dampak negatif dari kebijakan impor ini, termasuk tekanan pada produsen lokal, potensi PHK, dan penurunan utilisasi industri. Sementara Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana, memproyeksikan lonjakan impor produk tekstil, garmen, dan alas kaki dari China yang diperkirakan mencapai puluhan ribu kontainer dalam waktu dekat.

Prediksi pertumbuhan impor produk dari China yang signifikan diharapkan akan menciptakan tantangan bagi produk domestik, terutama dalam menghadapi praktik predatory pricing yang mungkin muncul akibat banjirnya barang impor. Selain itu, kebijakan impor juga dipandang sebagai peluang bagi China untuk menyalurkan produk dengan harga yang lebih kompetitif ke pasar Indonesia, memanfaatkan kebutuhan pasar untuk mengatasi kelebihan produksi dengan efisien.