uberpreneurs.com – Pemilu di India semakin memanas dengan partai oposisi yang semakin intensif menantang kekuasaan Perdana Menteri Narendra Modi menjelang pemilihan umum yang akan datang. Partai-partai oposisi, yang dipimpin oleh koalisi besar, telah meluncurkan kampanye besar-besaran untuk menarik perhatian pemilih dan mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah Modi yang dinilai kontroversial, seperti penanganan pandemi, kebijakan ekonomi, serta ketegangan sosial yang meningkat di negara tersebut. Oposisi berfokus pada isu-isu seperti pengangguran yang tinggi, ketidaksetaraan ekonomi, dan masalah harga barang yang melonjak, yang semakin memberatkan masyarakat India.
Kampanye oposisi juga menyoroti berbagai kebijakan Modi yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil, serta potensi korupsi dalam pemerintahannya. Mereka mengusung visi perubahan besar yang lebih fokus pada kesejahteraan sosial, pemberdayaan ekonomi masyarakat bawah, dan perbaikan sektor kesehatan dan pendidikan. Para pemimpin oposisi berharap dapat menyatukan kekuatan dari berbagai kalangan, termasuk kaum muda, petani, dan pekerja, yang merasa terpinggirkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintahan Modi selama ini.
Meskipun Modi dan partainya, Bharatiya Janata Party (BJP), masih memiliki basis dukungan yang kuat, terutama di kalangan pemilih nasionalis Hindu, kampanye oposisi yang kuat ini berpotensi membawa tantangan berat bagi pemerintah yang sudah berkuasa selama dua periode berturut-turut. Pemilu India yang akan datang diperkirakan akan menjadi ajang pertarungan sengit, dengan nasib politik negara yang bergantung pada seberapa besar oposisi dapat memobilisasi suara dan mengalahkan dominasi BJP