Ketegangan antara sbobet88 Amerika Serikat dan Tiongkok terus membayangi stabilitas ekonomi global, dan kini muncul kekhawatiran baru dari Beijing atas langkah-langkah “diam-diam” Washington yang dinilai sebagai upaya memulai perang dagang dalam bentuk yang lebih terselubung. Meskipun tidak seagresif pada masa pemerintahan Trump, pendekatan pemerintahan Biden tampaknya lebih sistematis, strategis, dan difokuskan untuk mengisolasi Tiongkok dari sistem ekonomi global yang dipimpin oleh Barat.
Perang Dagang Era Baru: Bukan Lagi Tarif, Tapi Teknologi
Berbeda dari pendekatan sebelumnya yang menitikberatkan pada tarif impor tinggi, kebijakan terbaru AS lebih menargetkan sektor strategis, seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, dan energi hijau. Pemerintah AS telah mengeluarkan serangkaian pembatasan ekspor teknologi canggih ke Tiongkok, serta mendorong sekutu seperti Jepang, Belanda, dan Korea Selatan untuk melakukan hal serupa. Beijing melihat ini sebagai bentuk “perang dagang generasi baru” yang dirancang untuk memperlambat kemajuan industri teknologi tinggi Tiongkok.
Dalam beberapa pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut tindakan ini sebagai “pengekangan teknologi yang disfungsional dan tidak sehat” yang bertujuan untuk mempertahankan dominasi AS dalam rantai pasok global.
Strategi Koalisi AS: “Friendshoring” dan Aliansi Ekonomi
AS tidak lagi berperang sendiri. Dengan dukungan Uni Eropa, Jepang, India, dan negara-negara ASEAN tertentu, AS mencoba memotong ketergantungan global terhadap produk manufaktur Tiongkok, terutama dalam industri chip dan energi baru seperti baterai lithium.
Beijing mencermati bahwa langkah ini bukan sekadar isolasi ekonomi, tapi juga bentuk penggalangan kekuatan geopolitik. Hal ini diperkuat dengan inisiatif seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan peningkatan kerja sama Quad yang menyiratkan tekanan multidimensi terhadap posisi Tiongkok.
Dampak Terhadap Ekonomi Tiongkok
Data menunjukkan bahwa investasi asing langsung (FDI) ke Tiongkok menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan teknologi global mengalihkan fasilitas produksinya ke Vietnam, India, dan Meksiko.
Lebih lanjut, pembatasan terhadap teknologi chip menyebabkan perusahaan seperti Huawei dan SMIC mengalami hambatan dalam produksi dan riset. Pemerintah Tiongkok pun mempercepat program substitusi impor dan mendorong kemandirian teknologi sebagai bentuk perlawanan atas tekanan ini.
Respons Beijing: Membangun Blok Alternatif
Tiongkok juga meningkatkan transaksi lintas negara dalam yuan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Risiko Global: Efek Domino Perang Ekonomi
Pertarungan ekonomi antara dua raksasa dunia ini tidak hanya berdampak pada kedua negara, tapi juga pada stabilitas ekonomi global.
Bank Dunia dan IMF telah memperingatkan bahwa fragmentasi ekonomi global akibat rivalitas geopolitik dapat mengurangi pertumbuhan global hingga 2% dalam jangka panjang. Sementara itu, ketidakpastian perdagangan meningkatkan volatilitas pasar dan menekan rantai pasok global.
Kesimpulan: Kewaspadaan Beijing Bukan Tanpa Alasan
Strategi AS tidak lagi frontal, tapi terukur dan menyasar jantung ekonomi masa depan Tiongkok. Meski demikian, Beijing tidak tinggal diam. Kini, lebih dari sebelumnya, dunia membutuhkan pendekatan multilateral yang adil dan tidak memicu konfrontasi berkepanjangan.