dominasi-merek-china-tak-tergoyahkan-meski-penjualan-mobil-listrik-turun-di-mei-2025

uberpreneurs.com – Pasar mobil listrik Indonesia mencatat penurunan penjualan pada Mei 2025. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penurunan sebesar 8,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Konsumen menunda pembelian akibat menurunnya daya beli dan ketidakpastian ekonomi global. Meskipun angka distribusi unit menurun, dominasi merek-merek China tetap bertahan kokoh di posisi puncak.

Merek China Tetap Pimpin Pasar Mobil Listrik

BYD, Wuling, dan Chery masih memimpin penjualan mobil listrik di Indonesia. BYD mencatat penjualan tertinggi dengan lebih dari 1.800 unit, disusul Wuling dengan 1.350 unit. Chery juga menunjukkan performa positif melalui model-model barunya seperti Omoda E5. Ketiga merek tersebut terus menggencarkan promosi dan memperluas jaringan dealer, sehingga menjangkau konsumen lebih luas. Strategi harga kompetitif dan fitur yang lengkap membuat konsumen tetap memilih merek-merek ini meskipun pasar sedang melambat.

Produsen Jepang dan Korea Tertinggal di Belakang

Merek-merek Jepang seperti Toyota dan Honda belum mampu menandingi penetrasi merek China di pasar EV. Keduanya masih fokus pada pengembangan hybrid, bukan EV murni. Hyundai dan Kia dari Korea Selatan mencatat pertumbuhan moderat, tetapi belum bisa menggeser dominasi China. Strategi konservatif dan harga yang relatif tinggi membuat mobil listrik dari Jepang dan Korea belum menarik segmen menengah ke bawah yang menjadi pasar terbesar saat ini.

Pemerintah Dorong Produksi Lokal, Tapi Tantangan Masih Ada

Kementerian Perindustrian terus mendorong produksi mobil listrik di dalam negeri. Insentif fiskal, pemotongan pajak, dan program percepatan TKDN sudah bergulir sejak awal tahun. Namun, para produsen masih menghadapi tantangan rantai pasok dan ketergantungan pada baterai impor. Merek China yang sudah membuka fasilitas perakitan lokal memanfaatkan celah ini dan mempercepat distribusi ke seluruh wilayah Indonesia.

Prediksi Tren Mobil Listrik Hingga Akhir Tahun

Pelaku industri memproyeksikan pemulihan penjualan mobil listrik akan terjadi pada kuartal ketiga 2025. Penurunan sementara pada Mei dianggap wajar sebagai bagian dari fluktuasi pasar. Merek China diperkirakan tetap dominan jika tidak ada langkah strategis dari pesaing. Analis otomotif menilai konsumen akan tetap memilih merek yang menawarkan nilai lebih dalam hal harga, teknologi, dan layanan purna jual.

Dominasi China Belum Tergoyahkan

Meskipun penjualan mobil listrik menurun pada Mei 2025, dominasi merek China tetap tak tergoyahkan bonus new member. Strategi agresif, harga bersaing, dan jaringan distribusi yang luas menjadi kunci keberhasilan mereka. Pasar mobil listrik Indonesia akan terus berkembang, namun arah kekuatannya masih berpihak kepada merek-merek asal Tiongkok yang bergerak lebih cepat dan efisien.