uberpreneurs.com

uberpreneurs.com – Dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional, PT Kimia Farma (Persero) Tbk berencana untuk mengurangi jumlah pabrik operasionalnya dari sepuluh menjadi lima. Pengumuman ini disampaikan oleh David Utama, Direktur Utama Kimia Farma, yang menyatakan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap tingkat utilisasi yang belum optimal.

Detail Pengumuman oleh Direktur Utama Kimia Farma
Dalam sesi Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR yang berlangsung pada tanggal 19 Juni, David Utama menjelaskan, “Sejak awal pendiriannya, utilisasi pabrik Kimia Farma belum pernah mencapai angka yang diharapkan, selalu berada di bawah 40 persen. Oleh karena itu, rasionalisasi dalam bentuk penutupan sejumlah pabrik menjadi langkah yang perlu kami ambil untuk memperbaiki efisiensi operasional.” Beliau juga menambahkan bahwa keputusan mengenai divestasi atau penjualan aset pabrik masih dalam tahap kajian dan belum final.

Kebijakan Terhadap Karyawan Terdampak
Mengenai dampak dari penutupan pabrik terhadap karyawan, David Utama menegaskan bahwa perusahaan akan mematuhi semua regulasi yang berlaku. “Kami berkomitmen untuk menjalankan proses ini dengan keadilan dan sesuai dengan peraturan yang ada, untuk memastikan bahwa semua karyawan yang terdampak mendapat perlakuan yang adil dan layak,” ujar beliau.

Timeline Pelaksanaan Rasionalisasi
Ditambahkan oleh David, proses rasionalisasi ini tidak akan dilaksanakan dalam tahun ini, mengingat proses perizinan yang diperlukan memerlukan waktu hingga dua tahun.

Komentar dari Direktur Utama PT BioFarma (Persero)
Shadiq Akasya, Direktur Utama PT BioFarma (Persero), turut memberikan konteks bahwa penutupan pabrik Kimia Farma merupakan bagian dari upaya restrukturisasi yang lebih luas dalam holding BUMN Farmasi, yang dipimpin oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. “Tim task force yang dibentuk sejak Oktober 2023 berfokus pada dua hal utama: restrukturisasi keuangan dan reorientasi bisnis, yang meliputi penataan kembali struktur kredit dan penghapusan produk yang saling bertumpang tindih,” jelas Shadiq.

Inisiatif ini diharapkan dapat membantu PT Kimia Farma (Persero) Tbk dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam jangka panjang, sejalan dengan strategi restrukturisasi yang lebih besar dalam holding BUMN Farmasi.