Pengumuman Kontroversial: Kucing Oren Naik Tahta

Startup AI asal Bandung, PurrTech, menggemparkan dunia bisnis dengan mengangkat kucing oren bernama Oren sebagai CEO pada 15 Juni 2024. Aksi ini memicu kenaikan saham perusahaan hingga 45% dalam tiga hari. “Oren bukan sekadar maskot. Dia simbol inovasi kami yang out of the box,” tegas Pendiri PurrTech, Andi Wijaya, dalam konferensi pers viral di Instagram Live.

Rapat Direksi Viral: “Meong” Jadi Bahasa Bisnis

Video rapat direksi yang dibagikan akun TikTok @PurrTechOfficial menjadi sorotan. Rekaman itu memperlihatkan Oren “memimpin” rapat sambil duduk di kursi CEO, sesekali mengeong saat tim membahas produk AI terbaru. Video tersebut meraup 2,8 juta views dalam 12 jam. “Meong-meongnya dianggap ‘restu’ oleh investor,” kata analis pasar modal, Dian Sastro, merujuk pada lonjakan volume perdagangan saham PurrTech ke 1,2 juta lembar sehari.

Produk Unggulan: AI Penerjemah Bahasa Kucing

PurrTech mengembangkan aplikasi MeowTranslator—kecerdasan buatan yang mengonversi suara kucing ke bahasa manusia. “Oren adalah beta-tester terbaik kami. Setiap meongannya membantu menyempurnakan algoritma,” jelas CTO PurrTech, Rina Susanti. Sejak diangkat sebagai CEO, pengunduh aplikasi mereka melonjak 300%, mencapai 500.000 pengguna aktif.

Pro-Kontra Investor: Antara Viralitas dan Fundamental

Investor ramai-ramai membeli saham PurrTech meski Oren jelas tak bisa menandatangani laporan keuangan. “Ini fenomena meme stock ala Indonesia. Saham naik karena daya pikat viral, bukan fundamental,” kritik Pakar Keuangan UI, Prof. Agus Salim. Namun, Andi membantah: “Kami serius. Oren bahkan punya hak veto simbolis dalam keputusan produk.”

Media Sosial & Kompetitor Ikut Bermain

Di media sosial, warganet menanggapi dengan humor. Tagar #CEOKucingOren menghasilkan 850.000 meme dalam 48 jam, termasuk gambar Oren memakai dasi dan “menandatangani” MOU fiktif dengan Gojek. Tak ketinggalan, kompetitor seperti Catify AI di Surabaya ikut mengangkat kucing kampung sebagai “Direktur Pemasaran”.

Sorotan BEI: “CEO Harus Bertanggung Jawab Hukum”

Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai menyoroti volatilitas saham PurrTech. “Kami akan evaluasi kepatuhan corporate governance-nya. CEO harus bisa bertanggung jawab hukum,” tegas Kepala BEI, Inarno Djajadi. Namun, Andi bersikukuh: “Di era AI, kepemimpinan tak harus konvensional. Oren adalah prototipe CEO masa depan!”

Nasib Oren: Dari Jalanan ke Puncak Korporasi

Sementara itu, Oren—yang kini punya 200.000 followers Instagram—hidup nyaman dengan “gaji” berupa tuna premium dan fasilitas grooming eksklusif. Saham PurrTech mungkin suatu hari akan turun, tapi satu hal pasti: langkah ini membuktikan dunia bisnis Indonesia tak pernah kehabisan kejutan.