Banjir yang melanda Kota Bekasi telah menyebabkan sekitar 22 ribu kepala keluarga (KK) terdampak, tersebar di delapan kecamatan. Banjir terjadi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam, menyebabkan sungai dan saluran drainase meluap. Air menggenangi rumah-rumah warga dan merendam sejumlah fasilitas umum, memaksa banyak penduduk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kecamatan yang paling parah terdampak banjir antara lain Jatiasih, Bekasi Timur, dan Bekasi Selatan. Di kawasan ini, genangan air mencapai ketinggian lebih dari satu meter, sehingga mempengaruhi mobilitas warga dan aktivitas sehari-hari. Banyak kendaraan terjebak di jalan raya, sementara warga kesulitan untuk mengakses kebutuhan dasar mereka.

Pemerintah setempat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bekasi dan tim SAR telah mengerahkan personel untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. Petugas juga memberikan bantuan makanan dan perlengkapan darurat kepada mereka yang membutuhkan. Sementara itu, tim medis siaga untuk memberikan pertolongan kepada warga yang mengalami luka atau terpapar penyakit akibat banjir.

Pihak berwenang menghimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi yang diberikan. Mereka juga diminta untuk menghindari daerah yang masih tergenang air dan tidak berusaha menyeberangi jalan yang terendam banjir karena arus yang kuat dapat membahayakan keselamatan.

Pemerintah Kota Bekasi berjanji akan memperbaiki saluran drainase dan melakukan normalisasi sungai untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. Selain itu, pihak berwenang juga bekerja sama dengan warga untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar banjir tidak kembali terjadi.