uberpreneurs.com – Kebakaran besar yang melanda kawasan padat penduduk di Kemayoran, Jakarta Pusat, tidak hanya menghancurkan harta benda, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi para korban, terutama anak-anak. Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia segera merespons dengan mendirikan posko pengungsian yang fokus pada penanganan kondisi psikososial korban. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang upaya Kemensos dalam memberikan trauma healing kepada anak-anak korban kebakaran di Kemayoran.

Posko pengungsian didirikan di lapangan Jusuf Hamka pada Rabu, 11 Desember 2024. Posko ini bertujuan untuk memberikan berbagai kegiatan yang dapat membantu anak-anak pulih dari trauma akibat kebakaran. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari dan difokuskan pada layanan dukungan psikososial (LDP) untuk anak-anak.

Petugas posko, Ando, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan termasuk memberikan ice breaking kepada anak-anak, melatih konsentrasi, serta kegiatan edukatif seperti belajar, menggambar, dan menyanyi bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan trauma anak-anak dan membantu mereka memahami bahwa tenda pengungsian juga merupakan bagian dari kehidupan mereka sementara ini.

“Kita LDP (Layanan Dukungan Psikososial) misalnya untuk memberikan ice breaking kepada anak-anak, kemudian melatih juga untuk belajar konsentrasi lagi, karena mungkin anak-anak waktu ada kejadian trauma, kita memulihkan kembali trauma,” ujar Ando saat ditemui di lokasi, Sabtu (14/12/2024).

Anak-anak menjadi sasaran utama dalam kegiatan trauma healing ini. Menurut Ramses, salah satu petugas dari Kemensos yang memberikan layanan psikososial, anak-anak cenderung lebih mudah mengalami trauma dan memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, berbagai kegiatan kreatif dan edukatif diselenggarakan untuk membantu mereka mengatasi trauma dan kembali ceria.

“Kemudian hari kedua itu dia (anak-anak) kejenuhan. Jenuh dengan tadinya tidur di rumah, dia sekarang tidur di tenda. Nah fase itu yang kita ubah, jadi kita ingatkan ke anak-anak, edukasi, bahwa tenda juga bagian dari kehidupan mereka,” ujar Ramses.

Selain anak-anak, Kemensos juga memberikan layanan psikososial untuk para lansia dan dewasa. Menurut Ramses, para lansia dan dewasa justru menjadi orang yang paling terkejut dengan kondisi kebakaran dibandingkan anak-anak. Oleh karena itu, layanan psikososial juga dihadirkan untuk membantu mereka menerima kondisi yang ada. Kemensos memberikan layanan focus group discussion (FGD) serta hipnoterapi ringan untuk para lansia dan dewasa.

Selain Kemensos, pihak kepolisian juga turut memberikan dukungan dengan menyelenggarakan Medusa88 kegiatan trauma healing untuk anak-anak korban kebakaran di Kemayoran. Polisi mencatat sekitar 200 anak menjadi korban dalam kebakaran hebat tersebut. Kegiatan trauma healing ini menjadi prioritas utama untuk membantu anak-anak menghadapi trauma akibat kebakaran yang melanda tempat tinggal mereka.

Upaya Kemensos dalam memberikan trauma healing kepada anak-anak korban kebakaran di Kemayoran menunjukkan komitmen yang kuat dalam penanganan kondisi psikososial pasca bencana. Dengan berbagai kegiatan edukatif dan kreatif, Kemensos berhasil membantu anak-anak memulihkan trauma dan kembali ceria. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk kepolisian, juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini. Semoga upaya ini dapat menjadi inspirasi dan model bagi penanganan trauma pasca bencana di masa mendatang.