Para pakar ekonomi menilai kebijakan tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat akan berdampak besar pada ekonomi global. Mereka mengamati bagaimana tarif tersebut memicu ketegangan perdagangan dengan mitra dagang utama seperti China, Kanada, dan Uni Eropa.
Ekonom dari berbagai lembaga internasional menyoroti bahwa tarif tinggi dapat menghambat perdagangan bebas dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Mereka juga memperingatkan potensi gangguan pada rantai pasokan, terutama di sektor teknologi, otomotif, dan manufaktur.
Selain itu, negara-negara yang terkena dampak tarif AS kemungkinan akan menerapkan kebijakan balasan. China dan Kanada, misalnya, telah mengumumkan langkah-langkah untuk mengenakan tarif pada produk-produk asal AS. Tindakan ini berpotensi memicu perang dagang yang lebih luas dan memperburuk ketidakpastian ekonomi dunia.
Investor global pun mulai bereaksi terhadap kebijakan ini. Pasar saham mengalami volatilitas tinggi karena kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi. Sementara itu, harga komoditas seperti minyak dan logam industri juga menunjukkan fluktuasi akibat ketidakpastian pasar.
Pakar ekonomi menyarankan pemerintah dan pelaku bisnis untuk bersiap menghadapi dampak jangka panjang dari kebijakan ini. Mereka menekankan pentingnya diversifikasi pasar dan mencari solusi diplomatik untuk menghindari eskalasi konflik perdagangan yang dapat merugikan semua pihak.
Dengan kondisi ini, dunia kini menantikan bagaimana pemerintahan AS akan menavigasi kebijakan perdagangannya di tengah tekanan internasional. Jika tidak dikelola dengan baik, tarif tinggi bisa menghambat pemulihan ekonomi global dan menciptakan tantangan baru bagi negara-negara berkembang yang bergantung pada perdagangan internasional.