Tanah longsor yang terjadi di tambang emas ilegal Gorontalo pada hari Minggu pagi menewaskan 23 orang dan menyebabkan 35 orang lainnya hilang. Hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut mengakibatkan tanah yang tergerus, menyebabkan longsoran besar yang menimpa area tambang yang tidak terkontrol. Kejadian ini mengguncang kawasan yang selama ini beroperasi tanpa izin resmi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo segera mengirimkan tim penyelamat ke lokasi bencana. Tim yang terdiri dari polisi, tentara, dan petugas BPBD melakukan pencarian dan evakuasi korban yang masih hidup. Proses penyelamatan berjalan lambat karena medan yang sulit dan longsor susulan yang menghalangi akses.

Bencana ini mengungkapkan bahaya dari kegiatan tambang ilegal yang tidak memenuhi standar keselamatan dan lingkungan. Penambang yang bekerja di lokasi tersebut sering kali mengabaikan peringatan dari pihak berwenang, karena mereka ingin memaksimalkan hasil dari penambangan yang tidak sah. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang dapat memicu bencana.

Pemerintah setempat berjanji akan memperketat pengawasan terhadap tambang ilegal di daerah tersebut. Mereka juga berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban yang tewas dan hilang akibat bencana ini. Diharapkan, kejadian ini dapat memberikan pelajaran penting untuk lebih menegakkan aturan dalam dunia pertambangan dan untuk melindungi keselamatan pekerja.

Pemerintah Provinsi Gorontalo juga menegaskan pentingnya pengawasan dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap kegiatan penambangan ilegal. Mereka berharap kejadian ini menjadi pemicu untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan. Pemerintah akan memastikan bahwa kegiatan pertambangan dilakukan secara aman dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.